Tampilkan postingan dengan label Tentang Tokek. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Tentang Tokek. Tampilkan semua postingan
0

Bukti Khasiat Hewan Bernama " Tokek"

Published at 20.39 in

KOMPAS.Com, Sebuah penelitian mengidentifikasi bahwa binatang sejenis cicak yang disebut tokek dan sering digunakan dalam pengobatan tradisional China atau traditional Chinese medicine (TCM) memiliki efek anti-tumor.
Sifat anti-tumor ini ditunjukkan melalui kemampuan menghambat tumor dengan cara memperkuat energi tubuh. Tim yang diketuai Prof Wang dari Universitas Henan, China, menunjukkan bahwa zat aktif tokek tidak hanya meningkatkan respons sistem kekebalan tubuh dari suatu organisme, tetapi juga menginduksi sel-sel tumor apoptosis (yang membunuh dirinya sendiri) serta menekan ekspresi protein VEGF dan bFGF, faktor pendukung berkembangnya kanker.
Kemoterapi—salah satu metode utama dalam pengobatan kanker yang kerap dilakukan para dokter saat ini—memiliki kelemahan karena tidak bisa selektif menyerang sel kanker sehingga memengaruhi zat antikanker itu sendiri, juga mengandung racun.
Pada 40 tahun terakhir ini, para ahli dari China telah mendapatkan dan menggunakan metode pengobatan kanker yang lebih efektif, yang diintegrasikan dengan TCM plus kemoterapi. Temuan-temuan tentang hal ini telah dipublikasikan setahun lalu pada 7 Juli 2008 di World Journal of Gastroenetrology (Jurnal Gastroenterologi).
Diposkan oleh PT. SHEN HUANG INTERNATIONAL

0

Manfaat Tokek

Published at 18.34 in

Di pertengahan tahun 2009 ini perdagangan Tokek menjadi semakin tidak masuk akal. Ada yang memasang harga hingga milyaran rupiah. Sebenarnya apa manfaat Tokek bagi kesehatan?

Sebuah tim peneliti yang dipimpin oleh Prof Wang dari Universitas Henan Cina dapat menjawab atas pertanyaan tersebut, dan temuan mereka telah dipublikasikan dalam World Journal of Gastroenterology. Mereka mengkaji mengenai studi farmakologi atas Tokek dan kejelasan mekanisme anti-tumornya. Ternyata Tokek memiliki dampak positif pada tumor ganas demikian dalam laporan klinis.

Prof. Wang dkk, telah meneliti efek anti-tumor Tokek di terhadap tumor esofagus, menggunakan sel karsinoma manusia dan xenografted Kaposi 180 di tikus strain Kunming serta mekanisme anti-tumornya. Metode yang digunakan adalah metoda serum farmakologis secara in vitro. Tingkat pertumbuhan sel karsinoma esofagus manusia (EC9706 atau EC1) diukur dengan memodifikasinya menjadi 3 - (4,5-Dimethylthiazol-2-il) -2,5-diphenyltetrazolium bromide (MTT). Kemudian tumor ditransplantasikan ke model tikus S180 Kaposi. Lima puluh tikus dibagi secara acak menjadi lima kelompok (n = 10). Tiga kelompok diperlakukan masing-masing dengan Serbuk Tokek secara oral pada dosis 13,5 g/kg, 9 g/kg, dan 4,5 g/kg per hari. Kelompok negatif (NS grup) diperlakukan dengan oral dengan larutan garam dengan volume yang sama dan kelompok positif (grup CTX) diperlakukan dengan 100 mg/kg Cytoxan secara injeksi intraperitoneal pada hari pertama. Setelah 2 minggu perawatan, kegiatan anti-tumor dievaluasi dengan menimbang jaringan tumor. Kemudian pengaruh terhadap organ kekebalan dideteksi menggunakan indeks timus, limpa, indeks kecepatan fagositik. Ekspresi protein faktor pertumbuhan endothelin vaskular (VEGF) dan faktor pertumbuhan fibroblast dasar (bFGF) akan dideteksi secara imunohistokimia. Tingkat sel apoptotik dideteksi dengan metoda Tunel.

Hasil yang didapatkan adalah nilai OD dalam setiap kelompok Tokek setelah 72 jam berkurang secara signifikan di EC9706 dan EC1. Berat tumor di setiap kelompok Tokek juga menurun secara signifikan (1,087 + / - 0,249 vs 2,167 + / - 0,592; 1,021 + / - 0,288 vs 2,167 + / - 0,592; 1,234 + / - 0,331 vs 2,167 + / - 0,592; P <>

KESIMPULAN: Tokek memiliki efek anti tumor baik secara in vitro maupun in vivo; induksi apoptosis sel tumor dan pengaturan ekspresi protein VEGF dan bFGF menjadi kemungkinan atas efek anti tumor dari Tokek.

Pustaka: Liu F, Wang JG, Wang SY, Li Y, Wu YP, Xi SM.Antitumor effect and mechanism of Gecko on human esophageal carcinoma cell lines in vitro and xenografted sarcoma 180 in Kunming mice.

World J Gastroenterol 2008 July;14(25):3990-3996